Jumat, 01 Maret 2013

Pantai Surga (Lombok)


Pantai Surga berada di wilayah Lombok Timur bagian selatan tepatnya Jerowaru, sekitar 50km dari kota Selong. Pantai ini terkenal memiliki pemandangan alam yang indah dan pantainya yang bersih dan berpasir putih, maka tidak heran pantai ini dinamakan pantai surga. Bagi yang menyukai olahraga Surfing pantai ini adalah salah satu pilihannya. Selain pantai surga masih ada sejumlah pantai di Wilayah selatan yang sangat indah, seperti pantai heaven on planet, pantai kaliantan, cemara, Teluk Ekas dengan daya tarik budidaya perikanan lautnya, disebut sebagai kawasan Gili indah.

Pantai Kuta Lombok (Lombok)


Pantai Kuta, Lombok adalah tempat wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Pantai dengan pasir berwarna putih ini terletak sebuah desa bernama Desa Kuta. Desa Kuta mulai menjadi tempat tujuan wisata yang menarik di Indonesia sejak didirikannya banyak hotel-hotel baru. Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini, satu kali dalam setahun diadakan upacara Sasak di desa ini. Ini adalah upacara Bau Nyale. Dalam upacara ini para pelaut mencari cacing Nyale di laut. Menurut legenda, dahulunya ada seorang putri, bernama Putri Mandalika, yang sangat cantik, banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena ia tidak dapat mengambil keputusan, maka ia terjun ke air laut. Ia berjanji sebelumnya bahwa ia akan datang kembali satu kali dalam setahun. Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing Nyale tersebut. Pantai Kuta sepertinya akan menjadi icon baru bagi perpariwisataan Pulau Lombok. Bisa dikatakan demikian karena pembangunan di sekitar daerah Pantai Kuta mulai padat, sperti dibangunnya hotel-hotel berbintang dan juga Bandara Internasional Lombok (BIL) Akses dari BIL ke Pantai Kuta kira-kira sekitar 10-15 menit. 

Gili (Lombok)


Sebenarnya tidak hanya 3 gili (pulau kecil) ini saja yang terdapat di Pulau Lombok, masih banyak gili-gili lain yang mengitari Pulau Lombok, namun memang 3 Gili inilah yang namanya meroket hingga mancanegara. 3 Gili ini hampir tiap harinya tidak pernah sepi wisatawan, baik mancanegara, maupun domestik. 3 Gili ini terkenal dengan sebutan “3NP, no pollution, no police, no policy” (LOL). Di Gili ini kendaraan bermotor dilarang masuk demi menjaga kelestarian udara di sekitar pulau agar tetap fresh. Kendaraan yang tersedia antara lain seperti sepeda, cidomo (kereta kuda), dan sepatu/sendal (jalan kaki maksudnya). Akses ke Pulau ini, kira2 15 menit dari Pantai Senggigi, kemudian menggunakan perahu dari bangsal menuju Gili, dengan biaya Rp 10.000.

Danau Segara Anak (Lombok)


Mungkin buat teman-teman, Pulau Lombok terkenal dengan wisata pantainya, namun selain pantai Pulau Lombok juga memiliki tempat-tempat wisata lain selain pantai, contohnya seperti Danau Segara Anak ini. Danau Segara Anak, merupakan sebuah danau yang terbentuk di Kaldera Gunung Rinjani yang berketinggian 3775 mdpl. Pemandangan di Danau ini sungguh menakjubkan dan sangat indah sehingga banyak wisatawan luar maupun dalam negeri bendatangan dan mendaki Gunung Rinjani untuk menyaksikan ke indahan Danau tsb. Danau Segara Anak yang luasnya 1.100 ha dengan kedalaman 230 m dan Topografinya 2.010 mdpl, di Danau tsb banyak sekali ikan. Banyak orang datang ke sana bukan saja menyakisikan ke indahan Alamnya tapi juga sekaligus mancing.
Di tengah-tengah Danau tsb terbentuk Kerucut Baru yang di namakan Gunung Baru Jari (“gunung baru jadi”, dalam bahasa sasak) yang tingginya 2.376 mdpl. Gunung ini meletus terahir 2004 7 tahun yang silam. Gunung Rinjani, terletak di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Tepatnya di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

Kamis, 28 Februari 2013

Candi Cetho (Karanganyar, Jawa Tengah)


Terletak di Desa Gumeng, Kec. Jenawi di  sebelah barat lereng Gunung Lawu, berada diatas bukit dengan panorama yang indah dikelilingi oleh perkebunan teh. Candi ini mempunyai daya tarik sendiri karena bangunan candi  tidak seperti kebanyakan bangunan candi-candi lain yang ada di Jawa Tengah. Untuk mencapai Candi Cetho harus melalui jalur yang sempit menanjak dan berkelok-kelok melewati perkebunan teh dan hutan. Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut. Sampai saat ini, komplek candi digunakan oleh penduduk setempat yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan dan populer sebagai tempat pertapaan bagi kalangan penganut agama asli Jawa/Kejawen.

Candi Kukuh (Karanganyar, Jawa Tengah)


Candi ini terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu sekitar 910 m diatas permukaan laut. Dibangun  sekitar abad 15 atau 16 pada jaman kerjaan Hindu Majapahit dengan luas areal ± 5.500 m², bangunan utamanya dengan ketinggian 910 m dpl menyerupai bentuk bangunan paramid di Meksiko. Pada pintu gerbang  utama terdapat  hiasan kepala raksasa dengan relief-relief simbolik “Candra Sangkala” yang mengungkapkan angka tahun pendirian candi, di halaman candi terdapat juga candi kecil  dan berbagai relief-relief  yang terkessan erotis, yang sebenarnya merupakan symbol tentang ajaran kehidupan yang hakiki serta pada relief berseri menggambarkan  cerita Garudeya dan Sudhamala yang mengangkat tema pembebasan.  Dimasa lalu  komplek candi merupakan tempat pemujaan dan penyelenggaraan acara ritual keagamaan bagi para penganut agama Hindu, namun sekarng hanya berfungsi sebagai tempat meditasi dan sesaji . Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kec. Ngargoyoso, untuk mencapai tempat ini dapat menggunakan angkutan pedesaan jurusan Karangpandan-Ngargoyoso (Candi Sukuh)

Gunung Lawu (Karanganyar, Jawa Tengah)


Gunung Lawu (3.265 m) berdiri kokoh diperbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak menyimpan sejuta misteri dan legenda. Dalam legenda Gunung Lawu dipercayai sebagai tempat bertapanya Raden Brawijaya atau dikenal dengan Sunan Lawu setelah mengundurkan diri dari kerajaan Majapahit, dan beliau dipercaya sebagai penguasa seluruh makhluk yang ada di Gunung Lawu. 
Gunung Lawu juga mempunyai kawah yang namanya sangat terkenal yakni Kawah Condrodimuko, yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai tempat menggodok tokoh pewayangan yaitu Raden Gatutkaca, salah satu dari Pandawa Lima. Di gunung ini juga banyak tempat-tempat keramat antara lain Sendang Drajat, Argo Dalem, Argo Dumilah, Pasar Dieng, Batu Tugu "Punden Berundak", Lumbung Selayur, Telaga Kuning dan masih banyak lagi. Gunung ini juga ditumbuhi bunga Edelweis berwarna merah muda, kuning dan putih. 
Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi. 
 Desa Cemoro Sewu maupun dukuh Cemoro kandang yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer merupakan gerbang pendakian ke puncak Lawu atau lebih dikenal dengan nama Argo Dumilah, letaknya berada tidak jauh dari kota dan dilintasi oleh jalan raya tertinggi di pulau Jawa yaitu sekitar 1.878 meter dari permukaan air laut. Karena letaknya yang mudah dijangkau, Gunung Lawu ini banyak dikunjungi pendaki pada Minggu dan hari-hari libur. Bahkan pada bulan Suro (Tahun Baru menurut penanggalan Jawa), kita akan menemui bahwa mereka yang mendaki bukan saja untuk ke puncak gunung Lawu, tetapi juga banyak diantaranya adalah peziarah, pertapa dan berbagai tujuan lainnya